Saat ditemui langsung oleh awak media, Dewi mengaku sangat geram. Dia blak-blakan berbicara mengenai permasalahannya dengan Ketua RT setempat. Diakui Dewi, ketua RT itu sudah lama menjabat, selama Dewi tinggal di daerah tersebut, ketua RT-nya tidak pernah ganti.
Ternyata ini bukan masalah pertama antara Dewi dan ketua RT itu. Kepada awak media Dewi menjelaskan bahwa dirinya sering ditegur karena permasalahan parkir. Bahkan, Dewi sampai pikir ulang untuk mengadakan pengajian. Beruntungnya, ada tetangga baik hati yang mau memberi lahan untuk parkir tamu pengajian.
“Dia orang lama. Selama saya tinggal di situ, RT-nya ya itu. Saya sudah hampir 4 tahun di situ. Bukan cuma masalah ini saja sih, perkara parkir juga kami sering dapat teguran. Saya mau bikin pengajian saja nggak berani loh, sampai dibantuin tetangga yang baik, yang mau kasih lahannya buat parkir tamu pengajian,” kata Dewi, Rabu, (28/6/2023).
Selain masalah parkir, Dewi juga mengatakan sempat ada masalah dengan ketua RT itu terkait pembagian sembako. “Sama pak RT dulu sudah pernah bermasalah soal sembako tahun yang kemarin,” ujar Dewi.
Dewi merasa tidak habis pikir dengan perilaku ketua RT tersebut. Padahal, ia hanya ingin berkurban dan berbagi. Bahkan, ketua RT itu diduga minta bayaran Rp100 juta apabila Dewi ingin dibantu perihal proses berkurban. Namun, Dewi tidak ingin ada salah paham dan fitnah.
“Maksudnya gini loh, mbok ya jangan sadis-sadis gitu loh pak. Mungkin beliau orang mampu, tapi kan saya mau kasih ke warga. Jangan hanya karena beliau tidak menyembelihkan sapi, terus beliau seperti itu kata-katanya. Saya sampai harus bayar Rp100 juta loh, akhirnya saya telepon polisi,” tutur Dewi.
“Setiap tahun saya kasih gitu loh. Jangan sampai ini jadi salah paham atau fitnah, karena di situ bukan hanya Pak RT, tapi ada beberapa warga yang ikut emosi,” ujar Dewi. [*]
Laporan: Aan Saputra
Komentar